Palangkara adalah tempat kelahiranku dan aku juga dibesarkan disana. Kota yang beslogan "Kota Cantik" itu memang masih bersih dan asri. Sejauh mata memandang pasti terdapat pohon yang rindang. Tapi karena sekarang lagi GlobalWarming dan Palangkaraya dekat dengan garis khatulistiwa, matahari di sana jadi sangat menyengat.
Palangkaraya identik dengan suku dayaknya, yang masih kental kebudayaannya. Banyak banget kebudayaan suku dayak, terutama upacara adat yang sampai sekarang masih saja di lakukan oleh suku dayak pedalaman. Macam-macam upacara adat suku dayak di antaranya :
- Wadian
- Upacara Tiwah (upacara memindahkan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
- Wara (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
- Balian (upacara atau prosesi pengobatan)
- Potong Pantan (upacara peresmian atau penyambutan tamu kehormatan)
- Mapalas (upacara membuang sial atau membersihkan diri dari malapetaka)
- Ijambe (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
Namun di daerah perkotaan upacara adat berangsur-angsur menghilang seiring dengan perkembangan zaman.
Suku dayak juga mempunyai beberapa makanan khas, akan tetapi makanan khas dayak kebanyakan haram di makan untuk umat muslim. beberapa makanan khas dayak antara lain :
1. Juhu Singkah / Umbut Rotan
Umbut Rotan (rotan muda) adalah salah satu makanan khas yang dimiliki
oleh Suku Dayak, terutama dari Kalimantan Tengah. Dalam bahasa Dayak
Maanyan, umbut rotan dikenal dengan uwut nang'e. Sedangkan dalam bahasa Dayak Ngaju dikenal dengan juhu singkah. Umbut rotan ini
dikenal masyarakat dayak karena mudah diperoleh didalam hutan tanpa
perlu menanamnya terlebih dahulu. Cara pengolahannya yaitu pertama rotan
muda dibersihkan kemudian kulitnya dibuang dan dipotong dalam ukuran
kecil. Umbut rotan seringkali dimasak bersama dengan ikan baung dan
terong asam. Umbut Rotan memiliki rasa gurih, asam, dan kepahit-pahitan
yang bercampur dengan rasa manis dari daging ikan sehingga membuat umbut
rotan memiliki citarasa tersendiri.
2. Kalumpe / Karuang
Kalumpe / karuang adalah sayuran yang dibuat dari daun singkong yang ditumbuk halus. Kalumpe merupakan bahasa Dayak Maanyan dan karuang
sebutan sayur ini dalam bahasa Dayak Ngaju. Dalam pembuatannya,
biasanya daun singkong ditumbuk halus dan dicampur dengan terong kecil
atau terong pipit. bumbu untuk masakan ini adalah bawang merah, bawang
putih, serai dan lengkuas yang dihaluskan. Apabila ingin bisa
ditambahkan cabe. Kalumpe terasa sangat enak apabila sedang panas. Masakan ini biasa disajikan bersama dengan sambal terasi yang pedas dan ikan asin.
3. Wadi
Wadi adalah makanan berbahan dasar ikan atau menggunakan daging babi.
Wadi bisa dibilang adalah makanan yang "dibusukan". Namun pembusukan ini
tidak dibiarkan begitu saja, sebelum disimpan, ikan atau daging akan
dilmuri dengan bumbu yang terbuat dari beras ketan putih atau bisa juga
biji jagung yang di-sangrai sampai kecoklatan kemudian di tumbuk manual atau di blender. Dalam bahasa Dayak Maanyan bumbu ini disebut dengan Sa'mu dan dalam bahasa Dayak Ngaju disebut dengan Kenta. Pembuatannya yaitu ikan atau daging yang hendak diolah dibersihkan terlebih dahulu, kemudian direndam selama 5-10 jam dalam air garam. Kemudian daging atau ikan diangkat dan dibiarkan mengering. Setelah cukup kering ikan atau daging dicampur dengan Sa'mu sampai merata. Kemudian daging disimpan dalam kotak kaca, stoples, atau plastik
kedap udara yang ditutup rapat-rapat. Simpan kurang lebih selama 3-5
hari. Untuk daging disarankan simpan lebih dari 1 minggu. Setelah
selesao, wadi tidak bisa langsung dimakan tapi harus diolah kembali
antara lain dengan cara digoreng atau dimasak. Walau pembuatannya
terlihat mudah, tetapi apabila terjadi kesalahan sedikit saja dalam
memasukan bumbu serta perendaman maka akan membuat wadi menjadi tidak
enak bahkan tidak bisa dimakan. Oleh karena itu ada orang-orang tertentu
yang memilki keahlian untuk membuat wadi yang enak.
4. Bangamat / Paing
Bangamat dalam bahasa Dayak Ngaju atau paing dalam bahasa Dayak Maanyan adalah masakan khas yang dibuat dari kelelawar besar / kalong (Pteropus vampyrus).
Untuk konsumsi, kelelawar dengan jenis pemakan buah terbesar. Untuk
kelelawar jenis pemakan serangga dan penghisap darah tidak digunakan dan
tidak dikonsumsi untuk membuat makanan ini. Walaupun paing dikenal dan
dikonsumsi di beberapa daerah, tetapi orang Dayak mempunyai ciri khas
dalam pembuatannya. Paing yang akan dimasak dibersihkan dengan membuang
kuku, bulu kasar ditekuk dan punggung, serta ususnya. Sementara sayap,
bulu dan dagingnya dimasak. Untuk orang Dayak Ngaju paing dimasak dengan
bumbu yang lebih banyak. Sedangkan untuk Dayak Maanyan, paing dimasak
dengan bumbu yaitu serai dan daun pikauk (daun yang memiliki rasa asam). Paing sering dimasak bersama sayur hati batang
pisang yang dipotong-potong, biasanya adalah pisang kipas. Serta juga
bisa dimasak bersama dengan sulur keladi yang dipotong-potong.
sumber
Karena makanan khas dayak kebanyakan haram untuk di konsumsi umat muslim. Jadi aku ga pernah makan makanan khas dayak, aku hanya pernah makan karuang (tumbuk daun singkong), tapi aku memakannya saat aku kelas 6 SD. Sebab walau aku hidup di palangkaraya, aku bukan keturunan dayak, melainkan keturunan jawa. Jadi sehari-hari aku makan, makanan jawa yang dimasak nenekku.
Ciri khas kota palangkaraya banyak berbentuk wisata yang tidak dapat di kunjungi di kota lain, walau tempat wisatanya tidak sebagus dan semodern dengan tempat wisata di kota-kota besar indonesia. Berwisata di Palangkaraya ga kalah serunya dengan berwisata di tempat lain. Tempat wisata yang sering di kunjungi antara lain:
Karena makanan khas dayak kebanyakan haram untuk di konsumsi umat muslim. Jadi aku ga pernah makan makanan khas dayak, aku hanya pernah makan karuang (tumbuk daun singkong), tapi aku memakannya saat aku kelas 6 SD. Sebab walau aku hidup di palangkaraya, aku bukan keturunan dayak, melainkan keturunan jawa. Jadi sehari-hari aku makan, makanan jawa yang dimasak nenekku.
Ciri khas kota palangkaraya banyak berbentuk wisata yang tidak dapat di kunjungi di kota lain, walau tempat wisatanya tidak sebagus dan semodern dengan tempat wisata di kota-kota besar indonesia. Berwisata di Palangkaraya ga kalah serunya dengan berwisata di tempat lain. Tempat wisata yang sering di kunjungi antara lain:
1. DANAU TAHAI
Danau ini merupakan danau alam yang terbentuk karena adanya perubahan aliran sungai Kahayan. Danau Tahai berjarak sekitar 30 KM dari pusat kota.
Danau Tahai memiliki keunikan yang mungkin tidak dimiliki oleh danau-danau lainnya (terutama di luar Pulau Kalimantan), yaitu airnya berwarna merah—yang disebabkan oleh akar-akar pohon di lahan gambut. Di sekitar danau, pengunjung juga dapat menyaksikan pemandangan yang unik, yaitu banyak terdapat rumah-rumah terapung—yang oleh penduduk setempat disebut sebagai rumah lanting.
Lokasi danau ini mudah dijangkau. Lokasinya yang berada di pinggir jalan Palangkaraya—Sampit membuat Danau Tahai tidak sulit untuk dijangkau, baik dengan kendaraan pribadi maupun sarana transportasi umum. Jika menggunakan sarana transportasi umum, pengunjung dapat naik bus jurusan Palangkaraya—Sampit dengan jarak tempuh sekitar 30 km dan turun di Desa Tahai. Dari Desa Tahai, pengunjung dapat langsung menuju lokasi danau cukup dengan berjalan kaki.
Selain memiliki panorama yang sangat indah, obyek wisata Danau Tahai juga dilengkapi dengan sarana akomodasi dan fasilitas yang cukup lengkap, di antaranya: sepeda air angsa, tempat duduk santai, perahu dayung/bermotor yang bisa disewa jika pengunjung ingin mengelilingi danau, jembatan/titian penghubung, tempat karaoke, rumah makan terapung, mushola, WC umum, dan areal parkir yang dilengkapi dengan pos keamanan di pintu masuknya.
Danau ini merupakan danau alam yang terbentuk karena adanya perubahan aliran sungai Kahayan. Danau Tahai berjarak sekitar 30 KM dari pusat kota.
Danau Tahai memiliki keunikan yang mungkin tidak dimiliki oleh danau-danau lainnya (terutama di luar Pulau Kalimantan), yaitu airnya berwarna merah—yang disebabkan oleh akar-akar pohon di lahan gambut. Di sekitar danau, pengunjung juga dapat menyaksikan pemandangan yang unik, yaitu banyak terdapat rumah-rumah terapung—yang oleh penduduk setempat disebut sebagai rumah lanting.
Lokasi danau ini mudah dijangkau. Lokasinya yang berada di pinggir jalan Palangkaraya—Sampit membuat Danau Tahai tidak sulit untuk dijangkau, baik dengan kendaraan pribadi maupun sarana transportasi umum. Jika menggunakan sarana transportasi umum, pengunjung dapat naik bus jurusan Palangkaraya—Sampit dengan jarak tempuh sekitar 30 km dan turun di Desa Tahai. Dari Desa Tahai, pengunjung dapat langsung menuju lokasi danau cukup dengan berjalan kaki.
Selain memiliki panorama yang sangat indah, obyek wisata Danau Tahai juga dilengkapi dengan sarana akomodasi dan fasilitas yang cukup lengkap, di antaranya: sepeda air angsa, tempat duduk santai, perahu dayung/bermotor yang bisa disewa jika pengunjung ingin mengelilingi danau, jembatan/titian penghubung, tempat karaoke, rumah makan terapung, mushola, WC umum, dan areal parkir yang dilengkapi dengan pos keamanan di pintu masuknya.
2. ARBORETUM NYARU MENTENG
enangkaran Orangutan Nyaru Menteng milik Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival) yang tidak jauh dari lokasi Danau Tahai ini. Di lokasi penangkaran ini, pengunjung dapat menyaksikan kelucuan tingkah-laku orangutan yang berada di kandangnya. Selain melihat orangutan, pengunjung juga dapat mencoba tracking ke dalam hutan yang masih terjaga kelestariannya di sekitar areal penangkaran ini. Namun, tempat penangkaran ini tidak buka setiap hari. Hanya pada hari Minggu dan hari-hari libur lainnya lokasi penangkaran ini dibuka untuk umum.
enangkaran Orangutan Nyaru Menteng milik Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival) yang tidak jauh dari lokasi Danau Tahai ini. Di lokasi penangkaran ini, pengunjung dapat menyaksikan kelucuan tingkah-laku orangutan yang berada di kandangnya. Selain melihat orangutan, pengunjung juga dapat mencoba tracking ke dalam hutan yang masih terjaga kelestariannya di sekitar areal penangkaran ini. Namun, tempat penangkaran ini tidak buka setiap hari. Hanya pada hari Minggu dan hari-hari libur lainnya lokasi penangkaran ini dibuka untuk umum.
3. TAMAN WISATA KUM-KUM
Kumkum berupa salah satu tujuan wisata masyarakat di PalangkaRaya , dan mungkin merupakan salah satu tujuan wisata paling dekat. Dan karena satu-satunya tujuan wisata yang paling dekat, maka sangat wajar jika di hari-hari tertentu tempat wisata ini sangat ramai sekali.
Kumkum berupa salah satu tujuan wisata masyarakat di PalangkaRaya , dan mungkin merupakan salah satu tujuan wisata paling dekat. Dan karena satu-satunya tujuan wisata yang paling dekat, maka sangat wajar jika di hari-hari tertentu tempat wisata ini sangat ramai sekali.
4. MUSEUM BALANGA
Museum ini terletak di Jalan Tjilik Riwut Km 2,5 dengan luas kurang lebih 5 (lima) Ha. Museum ini berada di dalam kota Palangka Raya dan mudah untuk dikunjungi karena dibuka setiap hari dari jam 08.00 – 12.00 WIB, dan ada petugas pemandu.
Museum ini terletak di Jalan Tjilik Riwut Km 2,5 dengan luas kurang lebih 5 (lima) Ha. Museum ini berada di dalam kota Palangka Raya dan mudah untuk dikunjungi karena dibuka setiap hari dari jam 08.00 – 12.00 WIB, dan ada petugas pemandu.
Museum Belanga ini berkiprah sebagai lembaga pelestarian, pendokumentasian, serta penyajian berbagai koleksi peninggalan budaya suku Dayak dan segala yang berkaitan dengan sejarah kehidupan suku dayak, seperti ethnografika, barang-barang warisan leluhur dayak yang banyak memiliki kekuatan megic. Di museum ini tersimpan juga berbagai alat tradisonal yang biasa dipakai oleh suku Dayak pada jaman dahulu seperti ―Mihing― (sebuah penangkap ikan tradisional), baju sakarut atau baju Karungkong Sulau, atau juga baju Basurat yang biasa dipakai pada upacara ritual, senjata-senjata suku Dayak seperti Mandau, Sumpitan, Duhung, dan sebagainya.
5. TAMAN WISATA ALAM BUKIT TANGKILING
Obyek wisata ini berjarak sekitar ± 34 Km dari Pusat Kota Palangka Raya, dengan waktu tempuh kira- kira 45 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat, dengan melewati jalan aspal dan untuk mencapai ke puncak bukit dengan melewati jalan setapak.
Obyek wisata ini berjarak sekitar ± 34 Km dari Pusat Kota Palangka Raya, dengan waktu tempuh kira- kira 45 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat, dengan melewati jalan aspal dan untuk mencapai ke puncak bukit dengan melewati jalan setapak.
Lokasi obyek wisata ini secara geografis terletak di Kelurahan Banturung dan Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu. Luas keseluruhan kawasan wisata ini adalah 2.594 Ha, dengan rincian sebagai berikut: Cagar Alam seluas 2.061 Ha dan Taman Wisata Alam seluas 533 Ha.
6. BATU BANAMA
Obyek wisata Batu Banama ini selain menawarkan panorama alam yang indah juga bisa dikategorikan sebagai wisata yang mengandung relegius, karena pada lokasi areal wisata ini terdapat Pura Agung Sali Paseban/Satya Dharma. Disamping itu legenda mengenai terjadinya batu banama itu sendiri yang dilihat dari samping mirip seperti sebuah bahtera yang terdampar.
Obyek wisata Batu Banama ini selain menawarkan panorama alam yang indah juga bisa dikategorikan sebagai wisata yang mengandung relegius, karena pada lokasi areal wisata ini terdapat Pura Agung Sali Paseban/Satya Dharma. Disamping itu legenda mengenai terjadinya batu banama itu sendiri yang dilihat dari samping mirip seperti sebuah bahtera yang terdampar.
7. TAMAN WISATA FANTASI BEACH
Obyek wisata ini berjarak sekitar ± 21 Km dari Pusat Kota Palangka Raya, dengan waktu tempuh kira-kira 20 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Lokasi obyek wisata yang dikelola oleh pihak swasta ini, menawarkan berbagai hiburan/permainan seperti, memancing, flying fox, sepeda air, Outbond, dan pada event tertentu juga terkadang menghadirkan panggung hiburan berupa pertunjukan musik.
Obyek wisata ini berjarak sekitar ± 21 Km dari Pusat Kota Palangka Raya, dengan waktu tempuh kira-kira 20 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Lokasi obyek wisata yang dikelola oleh pihak swasta ini, menawarkan berbagai hiburan/permainan seperti, memancing, flying fox, sepeda air, Outbond, dan pada event tertentu juga terkadang menghadirkan panggung hiburan berupa pertunjukan musik.
Kedepannya, pengelola tempat wisata ini berencana akan menambahkan beberapa fasilitas hiburan/permainan lainnya seperti jet-ski, kolam renang, water boom, guna lebih menambah minat pengunjung ke lokasi wisata ini.
8. RUMAH BETANG
Rumah Betang (rumah panjang, rumah besar) merupakan rumah adat Dayak. Sesuai dengan namanya rumah ini berukuran besar yang mampu menampung puluhan orang atau keluarga yang mempunyai ikatan keluarga. Rumah betang sudah jarang ditemui, namun di Kota Palangka Raya terdapat satu rumah betang yang sengaja dibangun sebagai percontohan di Jl. D.I Penjaitan Kota Palangka Raya. Pada momen-momen tertentu, di rumah betang ini sering dijadikan lokasi pertunjukan/festival budaya Dayak. Rumah betang ini juga sering dijadikan tempat/objek foto bagi sebagian masyarakat baik warga pendatang maupun lokal. Walaupun rumah betang sudah semakin jarang dipergunakan oleh masyarakat Dayak, namun falsafah hidup rumah betang masih tertanam dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat Dayak. Masyarakat Dayak misalnya, sangat menghargai perbedaan dan itu cermin dalam kehidupan rumah betang dimana di dalam satu keluarga biasa terdiri dari berbagai macam kepercayaan atau agama. Seperti Islam, Kristen dan Hindu Kaharingan. Mereka dapat hidup rukun dan saling menghargai walaupun berbeda-beda kepercayaan dan agama. Kekeluargaan, kegotong royongan, persatuan dan kesatuan merupakan sikap dan prilaku kehidupan sehari-hari masyarakat Dayak yang tercermin dalam falsafah hidup rumah betang.
Rumah Betang (rumah panjang, rumah besar) merupakan rumah adat Dayak. Sesuai dengan namanya rumah ini berukuran besar yang mampu menampung puluhan orang atau keluarga yang mempunyai ikatan keluarga. Rumah betang sudah jarang ditemui, namun di Kota Palangka Raya terdapat satu rumah betang yang sengaja dibangun sebagai percontohan di Jl. D.I Penjaitan Kota Palangka Raya. Pada momen-momen tertentu, di rumah betang ini sering dijadikan lokasi pertunjukan/festival budaya Dayak. Rumah betang ini juga sering dijadikan tempat/objek foto bagi sebagian masyarakat baik warga pendatang maupun lokal. Walaupun rumah betang sudah semakin jarang dipergunakan oleh masyarakat Dayak, namun falsafah hidup rumah betang masih tertanam dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat Dayak. Masyarakat Dayak misalnya, sangat menghargai perbedaan dan itu cermin dalam kehidupan rumah betang dimana di dalam satu keluarga biasa terdiri dari berbagai macam kepercayaan atau agama. Seperti Islam, Kristen dan Hindu Kaharingan. Mereka dapat hidup rukun dan saling menghargai walaupun berbeda-beda kepercayaan dan agama. Kekeluargaan, kegotong royongan, persatuan dan kesatuan merupakan sikap dan prilaku kehidupan sehari-hari masyarakat Dayak yang tercermin dalam falsafah hidup rumah betang.
9. SANDUNG
Di Kota Palangka Raya terdapat Sandung Ngabe Sukah, terletak di Jl. Dr. Murjani, Kecamatan Pahandut. Sandung adalah sebuah bangunan kecil yang khusus diperuntukan bagi penyimpanan tulang belulang orang yang telah meninggal setelah melalui upacara. tiwah.
Di Kota Palangka Raya terdapat Sandung Ngabe Sukah, terletak di Jl. Dr. Murjani, Kecamatan Pahandut. Sandung adalah sebuah bangunan kecil yang khusus diperuntukan bagi penyimpanan tulang belulang orang yang telah meninggal setelah melalui upacara. tiwah.
10. PERAHU WISATA SUSUR SUNGAI
Perahu wisata yang diberi nama Rahai’i Pangun ini, merupakan perahu wisata yang dibuat dengan konsep tradisionil-modern (hasil rancangan pembuat perahu lokal dan arsitek kapal dari perancis). Perahu wisata ini memiliki 5 (lima) dobel kabin yang terletak di bawah dek dengan 3 (tiga) kamar mandi (western style) yang sangat nyaman. Dek tengah di bagian belakang dengan dapur, ruang makan, dan tempat duduk yang dilengkapi dengan perpustakaan dan snack-bar. Dek atas dengan atap terpaulin, kursi lipat dan sofa rotan untuk bersantai dan melihat keunikan sungai di Kalimantan Tengah.
Perahu wisata yang diberi nama Rahai’i Pangun ini, merupakan perahu wisata yang dibuat dengan konsep tradisionil-modern (hasil rancangan pembuat perahu lokal dan arsitek kapal dari perancis). Perahu wisata ini memiliki 5 (lima) dobel kabin yang terletak di bawah dek dengan 3 (tiga) kamar mandi (western style) yang sangat nyaman. Dek tengah di bagian belakang dengan dapur, ruang makan, dan tempat duduk yang dilengkapi dengan perpustakaan dan snack-bar. Dek atas dengan atap terpaulin, kursi lipat dan sofa rotan untuk bersantai dan melihat keunikan sungai di Kalimantan Tengah.
Kapal wisata ini melayani berbagai paket wisata seperti, paket liburan keluarga, jamuan makan siang, pesta ulang tahun, pertemuan/rapat, dll.
Terdapat 4 (empat) rute wisata susur sungai yang ditawarkan, yaitu:
1. Rute Pemancingan (lokasi Danau Tundai, Sungai Rungan dan sekitarnya)
2. Rute Wisata, atraksi burung elang (lokasi Sungai Kahayan)
3. Rute Wisata Orang Utan (lokasi Pulau Kaja Tangkiling)
4. Rute Wisata Pilihan (lokasi Bukit Rawi-Sandung Tmg. Surapati; lokasi pulau monyet, dll.)
2. Rute Wisata, atraksi burung elang (lokasi Sungai Kahayan)
3. Rute Wisata Orang Utan (lokasi Pulau Kaja Tangkiling)
4. Rute Wisata Pilihan (lokasi Bukit Rawi-Sandung Tmg. Surapati; lokasi pulau monyet, dll.)
Di bawah ini ada beberapa foto menarik kotaku :)
Jembatan Kahayan
Wisata ARBORETUM NYARU MENTENG
Wisata Kum-Kum
Wisata Danau Tahai
Universitas Palangkaraya
Tugu Kota Palangkaraya
Pantung yang Terdapat di Taman Kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar